***
Sementara itu di Qashr Al Farid…
“Daleelaaa… Pelanlah sedikit. Aku mulai lelah.” ucap Soha memelas dengan keringat bercucuran di dahi nya.
“Jangan kau cengeng begitu Soha, apa kau mau antri di barisan belakang? Apa kau mau pulang dengan membawa kendi kosong?” tanya Daleela sambil berjalan dan menarik lengan kiri Soha.
“Tapi aku tak sekuat dirimu Dalela. Badanku kecil. Tenagaku tak sebesar tenagamu.” balas Soha dengan nafas tersengal – sengal. Iapun mengelap keringat di dahinya.
Daleela berhenti sejenak. Ia menatap sahabatnya yang kelihatan lelah.
“Sohaaaa…. Ayo! Kau tak boleh lemah begini. Kalau kau lemah, kau takkan mendapatkan apa – apa !” ucap Daleela tegas.
“Ta.. tapi Daleela….”
“Sohaaaaaa…..” ucap Daleela sambil melotot kearah Soha.
“Baiklah….” balas Soha dengan muka cemberut.
Mereka melanjutkan perjalan kembali. Daleela paham akan sifat sahabatnya itu. Sehingga dalam situasi seperti saat ini, Daleela lah yang memegang kendalinya.