Mohon tunggu...
Choirul Rosi
Choirul Rosi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis cerpen yang hobi membaca buku dan novel

Cerita kehidupan yang kita alami sangat menarik untuk dituangkan dalam cerita pendek. 🌐 www.chosi17.com 📧 choirulmale@gmail.com IG : @chosi17

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Teana - Tabuk (Part 5)

10 Maret 2017   09:19 Diperbarui: 10 Maret 2017   09:26 264
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Teana - Dokumen pribadi

“Aaahhh….” Soha berteriak. Mendadak kaki Soha tergelincir batuan didepannya. Dengan sigap Daleela meraih tangan Soha. Menahannya agar tidak terjatuh.

“Huuuuuhhh… Oohhh… Te… terimakasih Daleela. Kau telah menolongku.” jawab Soha dengan nafas satu – satu. Tersengal – sengal dan wajah mendadak pucat. Soha tahu bahwa dirinya harus mengucapkan terimakasih sebesar – besarnya kepada sahabatnya itu.

“Seandainya saja kau tidak segera meraih tanganku, pasti aku akan tergelincir dan badanku akan lecet terkena tajamnya batuan ini.”ucap Soha sambil menatap mata Soha. Seakan – akan menunjukkan penyesalan mendalam atas kecerobohan yang dilakukannya.

“Itu adalah pelajaran buatmu. Saat kita melakukan sesuatu, kita harus berkonsentrasi. Jangan melakukan hal lainnya. Termasuk berbicara.

“Iya maaf…”

“Untung saja kendi yang kau bawa tidak pecah. Kalau kendimu pecah, itu artinya tidak akan ada air untukmu hari ini. Dan kau harus menunggu esok hari untuk mendapatkan air kembali. Karena sumber air Abu Lawha hanya dibuka pada jam tertentu saja. Untuk menghindari keributan diantara penduduk Hegra.” jawab Daleela sedikit membentak.

“Iya…. Maaf.” balas Soha sambil menundukkan mukanya.

“Dan ingat, mengenai rencanamu tadi, aku rasa tidak perlu kita lakukan. Kalau kau ingin selamat dari keroyokan para lelaki di Abu Lawha, lebih baik kau antri sesuai urutan. Kau mengerti?” tanya Daleela.

“Iya. Aku akan menuruti ucapanmu.”

Setelah Soha kelihatan sedikit tenang, Daleela mengajak Soha melanjutkan perjalanan mereka.

“Itu, kau lihat? Banyak sekali kerumunan disana. Tapi itu tak sebanyak minggu lalu. Saat menjelang sore begini, orang – orang mulai berdatangan untuk mengambil air.” Daleela menjelaskan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun