“Siapa Manaf ? Temanmu kah?” tanya Ghalib penasaran. Karena baru kali ini ia mendengar nama Manaf. Sebab di Kota Hegra tidak ada orang yang bernama Manaf.
Ghalib tahu persis hal itu. karena dia adalah salah satu pembesar di Kerajaan Nabataea. Dia hafal nama orang – orang disana.
“Manaf adalah orang yang akan membantu kita. Dia tinggal di Tabuk. Dia akan ikut berangkat bersama kita menuju ke Kota Petra untuk memahat saluran air di Al Siq.” jawab Haydar.
“Oh ternyata tukang pahat itu tinggal di Tabuk.” ucap Ghalib sambil mengangguk – angguk tanda mengerti.
“Baiklah…. Ayooo…” seru Ghalib.
“Iya. Mari.” balas Haydar sambil menarik tali kekang ontanya dan tali kekang onta pembawa barang dibelakangnya.
Akhirnya mereka memasuki Kota Tabuk. Kota itu nampak sepi. Padahal hari masihlah sore. Matahari masih bersinar cukup terang dan panas.
Dihadapan mereka hanya nampak beberapa rumah penduduk dan tenda – tenda bekas para pedagang yang menjual barang – barangnya di kota itu.
Seakan sudah hafal dengan situasi Kota Tabuk, Haydar mengambil alih kendali. Ia dan onta pembawa barang berjalan didepan Ghalib. Kini ia menjadi penunjuk jalan menuju rumah Manaf.
“Masih jauhkah?” tanya Ghalib kepada Haydar.
“Sebentar lagi kita akan sampai.” balas Haydar.