Mohon tunggu...
Mahameru
Mahameru Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Gafatar dan 'Orang Bodoh'  yang Mengikutinya

14 Februari 2016   17:55 Diperbarui: 14 Februari 2016   18:44 2988
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada lautan kemunafikan, kebenaran dan kesejatian menjadi samar dan sulit untuk ditemukan. Semuanya menjadi abu-abu, bahkan menjadi ruang gelap. Mencari kebenaran itu sama dengan mencari semut hitam, yang berjalan diatas batu hitam pada malam yang gelap. Pada lautan kemunafikan semua terbolak balik, yang benar difatwa salah, yang salah difatwa benar. Kalau tak ikut edan seperti kebanyakan yang lain, kita pula yang dikatakan edan.

 

Fase Perang/ Perjuangan Sungguh-sungguh

Tidak dipungkiri dalam setiap sejarah pembangunan suatu bangsa ada fase peperangan. Indonesia sebelum menjadi suatu bangsa pun terlibat dalam perang kemerdekaan melawan penjajah. Banyak bangsa lahir dari peperangan. 

Kita sering membahas sejarah dunia, dan lokal dalam pembangunan suatu bangsa. Kita banyak mendalami berbagai upaya dari banyak bangsa untuk eksis. Kita juga membaca sejarah bangsa-bangsa yang tercatat dalam kitab suci. Semua cerita pembangunan suatu bangsa simpulannya terkait dengan situasi alam semesta. Suatu bangsa bangkit dan mati berhubung kait dengan kondisi alam semesta.

Semua yang terjadi adalah atas kehendak dan skenario Tuhan. Dedaunan yang jatuhpun di seluruh pohon atas kehendak Tuhan. Fase peperangan saat ini bisa dimaknai dalam berbagai pandangan. Banyak pihak yang memaknai perang secara fisik. Kita lihat banyak perang mengatasnamakan agama terjadi silih berganti di mukabumi ini. Banyak bom bunuh diri, aksi sabotase dan pendudukan suatu kantor pemerintah atas nama Tuhan. 

Bagi kita, perang semesta yang utama adalah perang terhadap kezaliman, perang melawan hawanafsu, perang terhadap kemunafikan. Semua terjadi secara alamiah tidak bisa dipaksa. Tanpa menjadi teladan di muka bumi ini, tak ada yang bisa kita sumbangkan pada dunia.

Kami  memulai dari pondasi idiil, memulai dari mengenal dan mengabdi kepada Tuhan. Menjadi pelopor dan membuktikan perbuatan kepada semua bangsa di dunia adalah hal yang penting. Kami semua yakin bahwa untuk bisa menjadi unggulan yang menilai bukan kita tapi bangsa Indonesia. Bangsa Indonesia secara alamiah akan mengetahui dan memahami mana sesungguhnya yang benar dan mana yang salah. Cepat atau lambat bangsa Indonesia akan paham mana yang sejati dan mana yang palsu. 

Kalau sejati, akan terus berkembang. Sementara yang palsu akan berakhir tenggelam. Janji Tuhan tidak akan berubah sepanjang masa. Dia yang akan memberi kuasa pada orang atau  komunitas atau bangsa yang Dia kehendaki. Tugas kita hanyalah menjadi sejati sesuai dengan kehendak Tuhan, tidak lebih. Cukuplah Tuhan yang Maha Tahu yang menilai kita. Dia tak kan mungkin tertipu oleh tipu daya manusia.

Jadi, tak mungkin gafatar mendorong makar, merongrong kekuasaan yang syah. Semua tindakan sesuai dengan hukum yang berlaku. Hak konstitusi kita tegakkan sementara hak Tuhan kita Tunaikan. 

Bukti gafatar taat hukum, bukan makar cukup sederhana, yaitu datang atau masuk Ke Kalimantan dengan benar. Semua keluarga mesti datang dengan syarat administrasi yang cukup, mesti ada surat pindah. Kita tahu, banyak sahabat yang kesulitan mengurus surat pindah. Sebahagian diantara mereka sudah kadung dicap 'sesat' oleh pemerintah setempat. Namun, arahan mesti dilaksanakan betapapun sulitnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun