Mohon tunggu...
Mahameru
Mahameru Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Gafatar dan 'Orang Bodoh'  yang Mengikutinya

14 Februari 2016   17:55 Diperbarui: 14 Februari 2016   18:44 2988
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hanya dengan kembali kepada konsep yang dibawa Abraham semua masalah yang melanda dunia dapat terpecahkan. Abraham membawa konsep keselamatan dimana keselamatan ummat manusia di muka bumi ini hanyalah terwujud dengan melaksanakan perintah Tuhan. Sebab manusia sudah asyik dan sibuk dengan dirinya sendiri. Manusia mempertuhankan dirinya sendiri.

Sederhananya, benang merah antara satu nabi dengan nabi lainnya ada pada visi misinya yaitu untuk mentegakkan hukum atau perintah Tuhan. Pada setiap kedatangannya, manusia tak lagi paham perintah Tuhan, sudah tidak lagi diketahui apalagi dijalankan. Jadi nabi dan rasul hanya datang pada saat yang tepat yaitu pada saat kondisi ummat manusia berada dalam situasi dan kondisi kerusakan. 

Dengan kata lain, sesungguhnya kedatangan setiap utusan Tuhan adalah bukti kecintaan Tuhan kepada ummat manusia. Pada saat manusia berada dalam kegelapan, nabi dan rasullah yang menjadi juru penerangnya, juru selamat. Nabi dan Rasul datang dengan membawa petunjuk agar manusia kembali kepada jalan kebenaran sejati. Manusia tidak lagi menggunakan jalan (konsep) berdasarkan nafsunya saja, berdasarkan akal fikirnya semata.

 

Penutup

Demikianlah kesaksian ini kami sampaikan. Kami tuliskan disela-sela penantian yang panjang kapan kami dipulangkan. Kami tuliskan dari kamp penampungan sebagai aktifitas mengusir kejenuhan. Kami tuliskan sebagai upaya memberi saksi atas perjalanan yang sedang kami tempuh.

Hari-hari 'terpenjara' selama dipenampungan coba kami bunuh dengan berbagai aktifitas. Kami senam rutin, aksi kebersihan rutin, dan membuat sekolah rutin. Namun semua itu tetap tidak mampu mengobati luka 'kerja". Kami butuh kerja, kerja peradaban bukan kerja yang menghasilkan uang untuk kami makan. Sebagai manusia tugas kita tidak akan selesai sebelum mentari bersinar ditengah bangsa ini. 

Kita bukan bahagian dari mereka yang diprogram hanya untuk mereguk kenikmatan dunia. Kita semua ada untuk memikul beban yang ada ditengah kita sebagai bentuk kecintaan kita terhadap sesama. Lebih mulia hidup ditengah lautan cacian namun bekerja sesuai dengan kehendak Tuhan. Daripada hidup dengan sejuta pujian tapi bertindak sebatas syahwat duniawi. Tak masalah vonis sesat dari manusia, sebab hanya Tuhanlah hakim yang sesungguhnya. Tak masalah Mereka telah mengusir, merepresi fisik dan psikis, semua itu kami terima, sebab kami tahu alam mencatatnya. Cukuplah alam semesta yang mencatat dan mengganjar perbuatan yang diperbuat manusia.

Dibalik itu semua. Kami hanya mampu berharap kepada Tuan Semesta Alam. Semoga Tuhan Menolong Kita Semua.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun