Mohon tunggu...
Mahameru
Mahameru Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Gafatar dan 'Orang Bodoh'  yang Mengikutinya

14 Februari 2016   17:55 Diperbarui: 14 Februari 2016   18:44 2988
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Memilih Borneo

Banyak orang bertanya mengapa milih Borneo? Ada apa dengan Borneo? Adakah gafatar mau buka tambang batubara, emas, bauksit disana?

Borneo adalah pilihan rasional dan alamiah. Tidak ada provinsi yang luput dari ancaman jalur cincin api kecuali Borneo. Pulau subur yang dilalui garis lintas khattulistiwa. Kita diterima masuk dengan disediakan ribuan hektar tanah garapan secara cuma-cuma. Ratusan ribu tanah terlantar di berbagai daerah kabupaten dan kota. Tempat banyak perusahaan raksasa menelantarkan sisa-sisa kekayaan Borneo. Berada ditengah kepulauan nusantara. Semua syarat untuk bertani dan mewujudkan kedaulatan pangan cukup memadai. 

Dengan kondisi Borneo, kami datang menawarkan niat tulus ikhlas membangun Borneo. Kami datang ke Borneo, membawa semua kekuatan yang kami miliki, membawa keluarga dan impian kehidupan yang jauh ke depan. Kami datang bukan untuk menyusahkan, apalagi buat onar apalagi makar. Dan yang paling terpenting, kami bersumpah tidak untuk memiliki tanah Borneo. Tidak untuk mereguk kekayaan alam Borneo. 

Borneo adalah pusat pelatihan mental dan amal perbuatan. Sebagai bukti kepada Tuhan yang Kuasa bahwa kami abdi-Nya yang setia, berbuat untuk sesama sebab semua adalah saudara. Kami datang atas keyakinan menjalankan perintah Tuhan. Kami datang bukan dengan motif pribadi apalagi ekonomi. Kami datang dengan senang gembira, bukan terpaksa apalagi dipaksa, apalagi di culik.

Borneo adalah pilihan rasionil setelah muncul penolakan berbagai daerah terhadap gafatar. Setelah Sumatera, Jawa, Sulawesi, dan Papua memperlihatkan penolakannya maka tak ada pilihan daerah yang lebih kondusif dibanding Borneo. Secara sosiologis juga di dukung dengan watak dan budaya masyarakat setempat yaitu Dayak dan Melayu yang terbuka dan menerima.

Bagaimana dengan pengusiran dari Borneo? Kami menangis, masyarakat setempat juga menangis. Seperti tak percaya tapi nyata. Tidak ada tanda sama sekali kami bakal terusir, semuanya berjalan menghangatkan. Sejumlah percobaan terhadap air bersih, pupuk organik cair, mengolah tanah asam sedang giatnya kita lakukan. Ada sekitar 300 hektar padi yang siap panen satu dan dua bulan ke depan. Kami lagi semangat bertani bangun pertanian organik di Borneo.

Setelah kasus hilangnya dokter cantik Rika dimuat media, hanya butuh lima hari pemukiman dan mobil di mempawah kemudian terbakar dan beritanya menggelegar. Ex-gafatar telah habis dan  dihabisi dalam sekejap, gembira mereka. Sumpah serapah, muncul deras dari penjuru nusantara. Orang bicara gafatar sesat dan banyak orang bodoh yang mengikutinya. 

Sekali lagi banyak yang menangis. Di kawal pagar betis aparat, proses evakuasi yang serba cepat ditambah berita yang menyeramkan kami dipulangkan. Semua ex-gafatar pulang dengan damai mengikuti kebijakan. Tak ada satupun perbuatan pidana yang kami lakukan. Untuk kesekian kali, kembali ex-gafatar di hukum sesat berdasar opini sesaat.

 

Program Kemandirian Pangan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun