2
GENGÂ TM
Â
AKU tahu Rinta pasti akan menutup telinga saat aku menceritakan Radit. Tapi kupaksa. Saat ku ceritakan tentang diary itu, percakapan terasa semakin mengasikkan. Rinta mulai menangkapi. Sementara itu, di depan kami kira-kira berjarak 10 meter dari kami ada cowok yang berjalan cukup mencurigakan. Bagaimana tidak, dia jalan seperti ayam kesurupan, tangan yang satunya memegang mulutnya dan yang lainnya memegang perutnya. Semakin dekat, semakin jelas. Tubuhnya remuk, penuh dengan memar dan keluar darah dari mulutnya.
"Dra, kenapa kamu?"
Indra  menghentikan langkahnya sebentar karena sapaan Rinta tadi. Tapi Indra balas dengan tatapan yang tak bersahabat, lalu pergi.
"Ehm... Ditanyain malah melotot." Gerutu Rinta.
Dari arah Indra muncul, terdengar suara berisik.
Dengan langkah yang dipercepat kami menghampiri. Ternyata di sana sedang berlangsung suatu kekejaman. Aku tercekat, hampir berteriak. Tapi Rinta buru-buru menyumbat mulutku. Kami jongkok bersembunyi di balik  tumpukan kayu. Mengapa tidak aku hendak berteriak saaat aku melihat Rades, Ketua geng TM -alias Trouble Maker alias para pembuat kekacauan, sumber kekacauan yang ada di sekolah- sedang tertawa terbahak-bahak seperti kesurupan setan melihat Herman, salah satu anak buahnya, sedang membabi buta memukul Alan, teman Indra, dengan balok kayu.
"Heh! Kalau kamu tidak mau ngaku. Aku jamin nyawamu bakal melayang, ngerti?" Bentak Herman.
"Aarrrgghh..........." Alan meringkik kesakitan, geng TM tertawa menang.