Mohon tunggu...
Gitskai
Gitskai Mohon Tunggu... -

suka cerita apa saja

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Laurenciel Avantia

26 April 2010   16:21 Diperbarui: 26 Juni 2015   16:34 291
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Katolik juga?"

"Tergantung mood"

"Hahaha.."

"Anak mana?"

"Matematik. Kakak geologi 2004 kan?"

"Kok tahu?"

"Kakak pacarnya Nana kan? Saya kan sekosan sama Nana."

"Ooh.." Pantas Bimo familiar dengan tampangnya walau sebenarnya Bimo jarang main ke kosan Nana.  Bimo menghirup kopinya sambil menyelidik Ayi.

"Hmm, sudah selesai kak skripsinya?" Ayi berusaha memecah kebisuan. Seingat dia, Bimo pacarnya Nana ini skripsinya mandeg. Terakhir cerita, Nana sampai menangis karena pacarnya si Bimo ini seperti tidak punya itikad baik untuk segera menyelesaikan studi. Nana sendiri akan wisuda bulan depan. Hubungan bermasa depan suram kata Nana.

"Hahaha.. sedang dikerjain kok.." Bimo menjawab dengan tidak pasti,  seolah sedang berkata pada diri sendiri. Perihal skripsi inilah yang jadi penyebab pertengkaran hebat dia dan Nana tempo hari. Nana ingin Bimo lebih fokus ke skripsinya daripada sibuk manggung tiap malam bersama bandnya. Wajar. Nana ingin punya pacar sukses, lulus tepat waktu, kerja di perusahaan bonafit, seperti bapaknya. Bapaknya Nana pun memasang standard yang sama untuk calon menantunya. Bimo tidak mau menjadi seperti bapaknya Nana. Bimo bukan calon menantu idaman bapaknya Nana. Nana tahu dan akhirnya pulang menangis. Nana mencintai Bimo, tapi Nana masih lebih lebih mencintai bapaknya.

"Lo.. habis nangis ya?"  Bimo berbasa-basi, namun kemudian segera sadar pilihan pertanyaannya terlalu mengintervensi ruang pribadi. Tapi sudah terlanjur.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun