"Strong people ya.. hahaha.." Bimo tertawa satir.
"Tapi kadang gw capek kuat melulu.."
"Gw? Ini soal elo atau temen baik lo?"
"Hmmm keliatannya?"
"Udah, kalo ini soal lo bilang aja..."
"Begitulah..."
Ayi menjawab sambil menunduk meminum tehnya. Menyadari blunder yang sudah terlanjur terjadi. Pada saat yang bersamaan pesanan mi goreng Ayi datang. Ayi segera makan dengan diam. Tebakan Bimo benar. Jadi ini soal Ayi.
Bimo berusaha mengingat-ngingat informasi yang dia tahu soal Ayi. Nana sepertinya sering bercerita tentang Ayi tapi Bimo tidak pernah tahu yang mana yang namanya Ayi. Seingat Bimo cerita soal Ayi selalu soal yang bagus. Ayi yang aktifis kampus? Atau Ayi yang relawan di salah satu rumah belajar dekat kampus? Ayi yang rajin ke gereja atau Ayi yang cakap berdiskusi soal isu politik atau lingkungan? Atay Ayi yang calon cum laude? Atau semua deskripsi itu adalah Ayi? Inikah Ayi yang diceritakan Nana? Yang memiliki jalan hidup seperti namanya, Avantia, selalu di depan?
Mi goreng itu habis dengan cepat.
"Tapi menurut gw, Aji tetep harus tahu. Bagaimana pun ini kan masalah kalian berdua. Harus diatasi bersama-sama."
"Gw takut Bim, takut Aji lari, takut Aji ninggalin gw. Daripada gw mendapati dia pergi meninggalkan gw, mending gw tinggalin duluan. Mending susah sedihnya gw hadepin sendiri Bim."