" Ayo pulang," ajak Raihan yang menuju ke arahnya. Melihat kehadiran Raihan, refleks Faria melipat lembaran kertas itu lalu memasukkannya ke saku celana.Â
"Ayo," kata Faria sembari tersenyum.Â
*****
Malam ini, Faria mengajak Raihan dan Indira mengerjakan tugas kelompok mereka yang belum terselesaikan. Di kafe bernuansa klasik itu mereka tengah bertukar  argumen untuk menyelesaikan tugas yang h-3 hari harus dikumpulkan. Pukul 09.30, akhirnya mereka dapat bernapas lega karena tugas terselesaikan. Mereka menghabiskan minuman sebelum meninggalkan kafe. Faria menaiki motornya, menyalakan mesin motor, lalu Indira duduk di boncengannya. Ketika hendak melakukan motor, Faria teringat sesuatu.Â
"Aku mau beli novel titipan kakakku. Kita mampir ke toko buku dulu nggak apa-apa, ya," kata Faria.Â
"Oke," kata Indira.Â
Faria menoleh kepada Raigan yang menaiki motor di belakangnya. "Kamu duluan aja, Gan, aku pergi sama Indira aja," kata Faria.Â
" Udah malem gini, ya kali aku biarin kalian berduaan aja," kata Raigan.Â
"Oke deh, pengawal," canda Faria. Raigan memutar bola matanya malas.Â
Sesampainya di tempat tujuan, Faria masuk ke dalam toko, sedangkan Raigan dan Indira menunggu di luar. Pada saat itulah, kecanggungan antara Raigan dan Indira kembali terjadi. Beberapa detik saling diam dan fokus pada ponsel masing-masing, Raigan mengawali pembicaraan.Â
"Indira," panggil Raigan.