Faria menoleh ke belakang. Didapatinya sahabatnya yang bernama Indira berdiri dengan tersenyum kepadanya. "In, ngagetin tau nggak!" kesal Faria.Â
"Hehe, maaf," kata Indira sembari membuat gaya dua jari.Â
"Terus Rairia apaan coba?" tanya Faria.Â
"Raigan dan Faria," jawab Indira.Â
"Dasar."
Pandangan Faria beralih kepada Raigan yang sibuk merogoh kedua tasnya. Begitu juga Indira. Menyadari mulut Raigan yang belepotan es krim, sontak Faria dan Indira tertawa terbahak-bahak. Raigan menatap kesal kepada kedua perempuan itu.Â
"Seperti anak kecil. Hahaha," kata Indira dengan gelak tawanya.Â
"Ck, nggak bawa sapu tangan lagi," gumam Raigan kemudian ketika beberapa saat lalu tidak menemukan sapu tangan di tasnya.Â
Ketika ia mengalihkan pandangannya dari tas, ia mendapati dua sapu tangan disodorkan di hadapannya. Kemudian ia menatap bergantian kepada Faria dan Indira yang sedang menyodorkan sapu tangan milik mereka. Saat itu juga, Faria dan Indira saling menatap karena aksi kompak mereka. Rasa tidak enak satu sama lain yang merayap di hati mereka membuat keduanya menarik kembali sapu tangan yang mereka sodorkan. Namun, saat mereka melakukannya, dengan cepat Raigan mengambil paksa sapu tangan dari genggaman mereka hingga membuat dua sahabat itu terkejut.Â
Mengabaikan perasaan campur aduk antara tidak enak dan senang dua sahabat itu, dengan santainya Raigan mengelap krim di melutnya menggunakan dua sapu tangan sekaligus. Setelah mengelap mulutnya dengan bersih, Raigan menatap Faria dan Indira sembari tersenyum. "Thank you," ujarnya.
Faria dan Indira pun tersenyum kepadanya. "Any time," ucap mereka bersamaan. Beberapa saat kemudian Raigan mengalihkan tatapannya kepada jam tangan yang melingkar di tangan kanannya ketika ia merasakan tatapan dalam dari kedua perempuan itu. "Ah, sekarang jam berapa ya?"Â