Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Pemilik Wajah Rupawan Mencintai Indonesia

17 Agustus 2018   05:58 Diperbarui: 17 Agustus 2018   06:30 882
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Seakan tak terjadi apa-apa, situasi kembali normal. Mereka terus melewatkan kebersamaan. Melemparkan canda dan cerita. Private room di resto yang dikelola Anton ini dipenuhi atmosfer kehangatan.

Lama-kelamaan Revan makin yakin pada dugaannya. Silvi pun tak kalah cemas. Sejauh mereka perhatikan, Calvin lebih sering berdeham dari biasanya. Frekuensi yang berlebihan menurut mereka. Tak hanya itu. Calvin juga kesulitan menelan makanan dan minumannya. Beberapa kali ia terlihat kesakitan. Wajah tampannya sangat pucat.

Kekhawatiran menyergap hati Silvi. Ia tekan dalam-dalam perasaannya. Masih terekam nasihat Calvin. Tak perlu khawatir, begitu selalu katanya. Calvin tak suka Silvi terlalu mengkhawatirkannya.

Silvi hanya takut, Calvin menyembunyikan rasa sakit. Mungkinkah penyakit itu masih ada? Mungkinkah Calvin tak pernah sembuh sepenuhnya?

**    

"Biarkan mereka menyelesaikannya." Revan berkata bijak.

Calvin meraih lembut tangan Silvi. Tergetar hati wanita itu. Mengapa tangan Calvin terasa dingin?

"Kalau urusan kita, kapan?" Rossie mengedip nakal, menjentikkan jarinya di depan wajah Revan.

Hening. Calvin dan Silvi bergandengan tangan ke balkon. Dihadiahi tatapan optimis sahabat-sahabat lainnya.

Penyakit iseng Albert kambuh. Ia merampas biola di pangkuan Julia.

"Aduuuh kau ini apa-apaan sih dokter bule? Kalau mau pinjam, bilang yang benar dong!" protes Julia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun