Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Perkumpulan Pria-pria Terluka

29 Januari 2018   06:04 Diperbarui: 29 Januari 2018   06:05 1501
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Kamu pasti sembuh. Selalu ada harapan." Anton berkata membesarkan hati.

"Ah sudahlah. Aku sudah pasrah. Yang penting istriku, Andini, telah berada di tangan yang tepat."

Tatapan Albert tak fokus. Ketiga pasang mata indah, ketiga wajah tampan menyeruak penuh kebingungan.

"Iya, aku berpura-pura sudah meninggal agar Andini bisa menikah lagi. Aku sangat mencintai Andini, terlalu mencintainya. Mana mungkin kubiarkan dia menderita bersamaku?" Albert tersenyum pahit, teringat istri cantiknya.

"No way! Kamu pura-pura sudah meninggal biar istrimu bisa menikah lagi? Are you sure? Kamu yakin, istrimu dinikahi orang yang tepat?" sergah Arif.

"Sure...karena Andini dinikahi Fahmi Hartanto, pemimpin Hartanto Group yang notabene cinta pertamanya."

Mendengar itu, Calvin menepuk dahinya. "Fahmi Hartanto? Aku pernah kerjasama dengannya...dunia sempit ya."

"Pasti hatimu terluka. Sulit melihat orang yang kita cintai, berbahagia dengan orang lain." komentar Arif.

"Luka hatiku tidak ada apa-apanya dibandingkan rasa syukurku karena melihat Andini bersama Fahmi. Lebih baik aku yang terluka."

Kekaguman merayapi hati. Pria berdarah Sunda-Inggris ini berjiwa besar.

"So, sekarang kamu hidup sendiri?" lanjut Calvin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun