Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

[Special] Mata Pengganti, Pembuka Hati: Sakit, Namun Aku Bahagia

26 Januari 2018   06:11 Diperbarui: 26 Januari 2018   15:55 1033
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Shutterstock

Ternyata ia tak bisa melihat Silvi bersama Revan. Hatinya sesak oleh kesedihan. Sedih ini sulit terusir dari benaknya. Berdoa minta dikuatkan, hanya itu yang bisa ia lakukan.

Di depan pintu, Calvin terjatuh. Punggung dan perut bagian bawahnya terasa sakit. Dua pasang tangan terulur. Membantunya berdiri.

"Kak...Kakak kuat ya? Syifa tahu, ini berat buat Kak Calvin. Tapi Kakak harus kuat." Syifa setengah terisak, sementara Calvin memeluknya.

"Apa kataku? Kalau ini membuatmu sakit, lebih baik jangan dilakukan! Toh Silvi menerima keadaanmu kan?" sergah Adica, marah dan sedih.

"Aku hanya ingin Silvi bahagia, Adica." jelas Calvin setenang mungkin.

"Silvi mungkin bahagia, tapi kamu menderita!"

"Tidak apa-apa aku menderita, asalkan Silvi bahagia. Terkadang kita harus mengalah untuk orang yang kita cintai. Berkorban untuk orang yang dicintai tak ada salahnya."

Calvin menghela napas berat. Sakit, bukan hanya tubuhnya, tetapi perasaannya. Syifa terus memeluknya erat.

Usai akad nikah, resepsi dimulai. Calvin menguatkan dirinya saat masuk kembali ke dalam ballroom untuk mengikuti jalannya resepsi. Hatinya masih sedih. Namun di sisi lain ia bahagia karena melihat Silvi telah berada di tangan yang tepat.

Rangkaian demi rangkaian acara terlewati. Mulai dari pemotongan wedding cake, wedding kiss, dan pelemparan bunga. Syifa yang mendapat lemparan bunga. Disambuti senyum ceria beberapa tamu undangan dan harapan agar adik bungsu Calvin itu segera menikah.

Di tengah megahnya pesta pernikahan itu, hal tak terduga terjadi. Calvin memainkan piano dan menyanyikan lagu. Bayangkan, seorang pria bernyanyi di pernikahan mantan istrinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun