"Calisa minta apa padamu di hari ulang tahunnya?" tanya Wahyu.
"Dia memintaku menyanyikan lagu My Way."
"Wow...great. Makanya kamu harus cepat sembuh. Biar bisa penuhi permintaan Calisa di hari istimewanya."
"Apa dia meminta sesuatu padamu?" Tuan Calvin balik bertanya.
"Tidak. Dia tidak lagi sedekat dulu denganku. As you know, Calisa hanya akan melakukan hal itu pada mereka yang sudah dianggapnya dekat dan bisa dipercaya. Aku tidak masuk lagi dalam kategori itu di hatinya. Dan...ingat, Calisa tidak pernah main-main dengan ucapannya. Apa pun yang dia katakan...ingat itu."
Tuan Calvin senang mendengarnya. Ia tak perlu khawatir lagi pada bahaya permainan cinta di belakangnya. Ia tahu pasti siapa Nyonya Calisa. Dinda Calisa yang sekarang berbeda dengan dulu.
Wahyu adalah cinta pertama Nyonya Calisa. Itu semua tinggal kenangan. Kini, yang ada di hati Nyonya Calisa hanyalah Tuan Calvin.
"Kamu beruntung, Calvin. Calisa mencintaimu. Tahu tidak, kenapa Calisa berhenti mempercayai dan mencintaiku?" Wahyu melanjutkan kembali perkataannya.
"Kenapa?"
"Karena aku mengungkapkan sesuatu yang dibencinya: seks dan poligami. Bukankah Calisa benci dua hal itu? So, jangan salahgunakan cintanya."
"I see. Aku tidak pernah 'menyentuh' Calisa. Aku memahami keadaannya."