"Saat dia sakit, aku tak ada di sana. Akulah yang paling mengerti kondisinya. Selama ini, aku yang merawatnya." ucap Nyonya Calisa putus asa.
"Biar aku yang mengambil alih tugasmu untuk sementara. Sampai kamu kembali, aku akan merawatnya."
Mata Nyonya Calisa membulat tak percaya. "Are you sure? Bagaimana dengan pekerjaanmu? Perjalanan bisnismu? Kamu mau meninggalkannya begitu saja?"
"Tentu saja tidak, Calisa." Wahyu tertawa kecil.
"Urusan pekerjaan sudah kuserahkan pada tangan kananku di kantor. So, aku free. Aku bisa punya waktu buat bantu temanku yang tegar ini."
"Iya, Calvin memang tegar. Aku salut padanya."
"Kamu saja salut, apa lagi aku."
"Wahyu, thanks ya. Kamu mau bantu Calvin. Aku tidak akan pernah melupakannya."
"My pleasure..." Wahyu tersenyum tulus.
"Aku senang bisa bantu Calvin. Membantu Calvin sama saja membantumu."
"Kamu dan Reinhart sangat baik. Oh iya, apa kabar Rein?"