"Kabar Rein baik. Kemarin dia dapat nilai sepuluh dalam ulangan Matematika. Makin pintar dance dan modelingnya. Dia sering ajarin Clara dance lho."
Menyenangkan mendengar kabar orang-orang terkasih yang berada jauh. Nyonya Calisa tak sabar ingin segera kembali ke Indonesia.
"Salam buat Rein ya? Nanti kubawakan kurma, kismis, sajadah, dan tasbih. Mungkin dia suka."
"Jangan repot-repot, Calisa."
Akan tetapi, Nyonya Calisa tak merasa direpotkan. Ia bahagia saat memberi untuk orang lain. Sama seperti Tuan Calvin, Nyonya Calisa sangat royal.
"Kamu seperti Calvin. Royal dan penuh perhatian." puji Wahyu.
"Tidak juga. Calvin jauh lebih royal dariku. Kamu tahu? Dia sering berbagi untuk orang lain. Apa pun yang diberikannya pastilah yang terbaik. Aku jatuh hati pada kebaikannya."
Teringat Tuan Calvin membuat Nyonya Calisa kembali bersedih. Wahyu dapat melihatnya. Wanita mana yang tidak merasakan kesedihan saat pasangan hidupnya sakit parah?
"I know, Calisa. That's not easy..." kata Wahyu penuh empati.
"Aku tidak bisa berpura-pura lagi, Wahyu. Calvin memintaku untuk tidak membagi kesedihan pada orang lain. Cukup kami berdua yang merasakannya. Tapi..."
"I am here, Young Lady."