Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cemburu Dalam Dua Cinta Satu Hati

15 Agustus 2017   06:03 Diperbarui: 15 Agustus 2017   23:35 1334
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Calvin pasti senang kalau tahu ini."

Tapi, benarkah Tuan Calvin akan senang?

Nyatanya, tepat pada saat itu Tuan Calvin melihat semuanya. Tatapan penuh arti dari Nyonya Calisa dan sentuhan tangan Wahyu. Perasaannya tak menentu. Sedih, kecewa, dan cemburu. Ya, cemburu. Tuan Calvin cemburu pada Wahyu dan Nyonya Calisa.

Pikirannya mulai berkecamuk. Mungkinkah mereka sengaja membuat janji? Merencanakan pertemuan terselubung tanpa sepengetahuannya? Tuan Calvin berusaha menetralisir emosi negatif yang memenuhi pikirannya. Jangan sampai cemburu menjadi motivasi negatif. Ia harus kuat.

Akan tetapi, pemandangan itu sungguh tak tertahankan. Beginikah sikap Nyonya Calisa di belakangnya? Masih seringkah ia bertemu Wahyu? Mungkinkah Nyonya Calisa letih merawatnya, lalu berpaling kembali pada cinta pertama?

Berbagai tanda tanya menyesakkan batinnya. Tuan Calvin sedih dan terluka. Sepertinya, sudah ada dua cinta dalam satu hati.

**    

Mengobati kekacauan perasaannya, Tuan Calvin melangkah masuk ke kids club. Memperhatikan anak-anak yang asyik bermain di sana. Ia menyukai anak kecil. Melihat mereka bermain, bercanda, dan berbicara dengan penuh keceriaan membuat perasaannya jauh lebih baik.

Tiba-tiba seorang anak lelaki berpakaian merah dan berwajah tampan jatuh. Ia terluka. Tanpa ragu, Tuan Calvin bergegas mendekatinya. Membantunya berdiri.

"Hei Sayang...kamu nggak apa-apa? Mana yang sakit?" tanya Tuan Calvin, lembut dan penuh perhatian.

Anak lelaki itu menangis kesakitan. Memegangi kakinya yang terluka. Darah mengalir dari lukanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun