Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cemburu Dalam Dua Cinta Satu Hati

15 Agustus 2017   06:03 Diperbarui: 15 Agustus 2017   23:35 1334
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pilihan kedua, risikonya tak kalah besar. Ia kehilangan kans untuk sembuh. Ia menolak peluang kesembuhan. Sangat sulit mencari donor hati. Tuan Calvin bisa saja melewatkan sisa hidupnya dengan bahagia bersama Clara. Tapi sampai kapan? Tanpa donor hati, harapan hidupnya sangat kecil. Kanker tak bisa menunggu.

Setelah dipikir-pikir kembali, tak ada artinya lagi ia hidup tanpa Clara. Bila pun ia sembuh berkat donor hati dari Syarif, sisa hidupnya akan terlewati dalam kehampaan dan kesia-siaan. Buat apa umur panjang tapi dilewati dalam kehampaan? Lebih baik umur pendek namun terlewati dengan bahagia dan penuh cinta. Bukan kuantitas, tapi kualitas yang penting dalam masa hidup.

Tuan Calvin lebih menyukai pilihan kedua. Sekali lagi, ia memikirkan risikonya. Berdiskusi dengan diri sendiri. Pilihan kedua mempersingkat hidupnya. Sedangkan Clara masih kecil. Masih membutuhkan bimbingan dan kasih sayangnya. Tuan Calvin tetap memikirkan masa depan Clara. Apa jadinya bila Clara hidup tanpa ayah?

Nyonya Calisa memang dapat dipercaya. Ia yakin seratus persen, Nyonya Calisa akan menjadi orang tua yang baik untuk Clara. Tapi tetap saja Clara akan tumbuh dewasa dengan kasih sayang yang berbeda. Berbeda dengan anak-anak yang mempunyai orang tua lengkap.

Pergulatan batinnya makin memuncak. Usai shalat, Tuan Calvin pergi ke kamar Clara. Mendapati putri cantiknya itu terlelap. Selimut menutup rapat sampai ke lehernya. Satu tangan Clara memeluk Aurora, boneka berkombinasi pink dan white kesayangannya. Nama Aurora pemberian dari Tuan Calvin. Clara sangat menyukai boneka itu. Tiap kali ia kesepian atau rindu Tuan Calvin, Clara akan memeluk boneka Aurora.

Dengan lembut, Tuan Calvin membenahi selimut putrinya. Mendekap tubuh mungil Clara. Menciumi keningnya berkali-kali. Menatap lekat-lekat wajah Clara. Seraut wajah innocent. Dalam keadaan tidur, Clara terlihat polos dan tenang. Seperti malaikat kecil. Ya, Clara adalah malaikat kecilnya. Sanggupkah ia kehilangan malaikat kecil itu?

Tuan Calvin terlarut dalam kesedihan. Baru tujuh bulan ini ia merasakan kasih sayang dan waktunya begitu sempurna untuk Clara. Ia rela mengubah jalan hidup demi gadis kecilnya. Ia tinggalkan jabatan tingginya di perusahaan demi cinta pada Clara. Ironis, ada ancaman yang membuatnya harus terpisah dengan permata hatinya ini.

Pelukan dan ciuman hangat Tuan Calvin sukses membangunkan Clara. Ia merasakan Ayahnya begitu dekat. Wangi Hugo Boss yang sangat khas membelai indera penciumannya. Clara merasa nyaman dalam pelukan Tuan Calvin. Ayahnya selalu wangi. Dekapannya hangat menenangkan. Clara suka itu.

Kedua bola mata Clara boleh saja kehilangan sebagian besar fungsinya. Tapi mata hatinya dapat bekerja normal. Bahkan lebih tajam. Clara bisa merasakan pria oriental yang tengah merengkuhnya ini sangat sedih dan putus asa. Entah karena apa. Satu hal yang pasti: Clara ikut merasakan kesedihan itu.

**      

Sore berhujan yang dingin dan sendu. Coffee latte, vanilla latte, Earl Grey, dan black tea menjadi minuman yang paling banyak digemari di sini. Lama-kelamaan, Nyonya Calisa mulai hafal selera pengunjung cafenya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun