Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cemburu Dalam Dua Cinta Satu Hati

15 Agustus 2017   06:03 Diperbarui: 15 Agustus 2017   23:35 1334
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Dia anakku. Namanya Reinhart. Hasil pernikahanku dengan Marla."

"I see."

Sesaat hening. Jeda saat Wahyu meneguk coffee latte. Nampak sangat menikmati kebersamaan dengan cinta pertamanya.

"Reinhart sangat dekat denganku. Mudah bagiku untuk memenangkan hak asuhnya di pengadilan. Marla tak bisa berbuat apa-apa." Senyum tipis bermain di bibirnya saat Wahyu mengatakan itu.

"Lalu?"

"Sejak saat itu, aku tinggal bersama Reinhart. Kufokuskan hidupku untuk membesarkan dan membahagiakannya. Aku tahu, Reinhart sangat terpukul dengan perceraian kami. Dia masih kecil. Dia hanya korban dari keegoisan orang tuanya. Tapi Reinhart anak yang hebat dan berbakat. Dia paling tampan dan paling tinggi di antara teman-temannya. Dua bulan lalu, dia terpilih sebagai coverboy di majalah anak-anak. Aku sangat bangga padanya."

"Aku ikut bangga." Nyonya Calisa menjawab tulus.

"Kuputuskan untuk memperbaiki hidupku. Banyak berbuat baik. Fokus dengan bisnis dan anakku. So, aku ingin menawarkan sesuatu padamu. Izinkan aku melakukan tes kecocokan hati. Jika hasilnya cocok, aku akan mendonorkan hati untuk Calvin. Aku takkan meminta apa-apa, Calisa. Niatku murni ingin membantu."

Mendengar itu, hati Nyonya Calisa tersentuh. Sungguh ia tak menyangka Wahyu berniat setulus itu. Wahyu bukanlah Syarif. Dia tidak mencari kesempatan dalam kesempitan. Tidak memperdaya Tuan Calvin. Tidak memanfaatkan kelemahan Tuan Calvin untuk kepentingannya sendiri.

"Wahyu...terima kasih." bisik Nyonya Calisa. Menatap dalam-dalam mata pria pelukis masa lalunya itu.

"Sama-sama, Young Lady." Wahyu tersenyum lembut. Tak sengaja, tangannya bersentuhan dengan tangan Nyonya Calisa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun