Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cemburu Dalam Dua Cinta Satu Hati

15 Agustus 2017   06:03 Diperbarui: 15 Agustus 2017   23:35 1334
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hanya sekedar berbagi

Calvin Wan berbagi

Tuan Calvin mengakhiri artikelnya. Memberi label, lalu mempostingnya. Ia pun tengah berusaha menetralisir rasa cemburu di sudut hati.

Nyonya Calisa tertegun membaca tulisan Tuan Calvin. Sekelebat tanya melintas di hatinya. Mengapa Tuan Calvin menulis seperti ini? Ada pertanyaan, ada ketidaksetujuan. Seperti biasa, Nyonya Calisa lebih memilih diam. Tak ingin mengungkapkan apa yang ada di hatinya. Nyonya Calisa menghadapi ketidaksetujuannya dengan diam dan anggun. Atau cukup mengiyakannya saja. Sebab ia tak ingin merusak semuanya hanya karena perbedaan kecil. Lebih baik hatinya sakit dibanding harus mengungkapkannya dan berpotensi memicu hal-hal yang tidak diinginkan. Nampaknya, memendam perasaan adalah langkah terbaik bagi wanita blasteran itu.

Satu jam berikutnya, Nyonya Calisa menerima e-mail. Ternyata pertanyaan dan tawaran yang sama dari cinta pertamanya.

"Bagaimana, Young Lady? Sudah kamu bicarakan dengan Calvin?"

Tanpa membalas e-mail itu, Nyonya Calisa menutup laptopnya. Ia harus segera membicarakannya dengan Tuan Calvin.

Ragu-ragu ia menghampiri Tuan Calvin di balkon. Tempat favorit mereka. Di sinilah mereka sering bicara dari hati ke hati. Sebelum Nyonya Calisa angkat bicara, Tuan Calvin lebih dulu bertanya.

"Dia masih memanggilmu Young Lady. Apa yang diinginkan Wahyu darimu?"

Apakah ini kamuflase atau tidak. Nyonya Calisa dapat melihat luka dalam tatapan mata Tuan Calvin. Sungguh, Nyonya Calisa tak tega. Melihat Tuan Calvin sakit dan terluka saja, ia tak bisa.

**      

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun