Dua meja dari depan, seorang wanita anggun dengan setelan Chanel berwarna hitam mendelik marah. Tatapannya terhujam ke arah Albert dan Chika. Tangannya terkepal kuat menahan emosi.
“Sekarang kamu bisa tertawa, Chika. Nanti? Jangan harap! Albert akan jadi milikku lagi!” desisnya penuh dendam.
**
Terbiasa hidup di pedesaan dan dilatih menjadi wanita rumahan membuat Chika mahir mengerjakan tugas-tugas rumah. Menyapu, mengepel, memasak, menyiram bunga, dan mencuci pakaian. Semuanya ia lakukan sendiri. Mandiri dan sederhana, itulah pribadi Chika Annasya. Yang berhasil membuat CEO Bratawijaya Corp, fotografer, model, dan aktor setenar Albert terpesona.
Pagi ini Chika libur. Alhasil, ia punya waktu bebas. Gadis cantik berambut panjang itu berniat mengantarkan makanan buatannya ke kantor Albert. Selama ini Albert sudah begitu baik padanya. Banyak menolong dan memperhatikannya. Chika ingin membalas semua itu.
Tengah sibuk mengiris sayuran, terdengar ketukan di pintu depan. Lama-lama, ketukan itu menyerupai gedoran. Chika meletakkan pisaunya. Tergesa melangkah ke ruang tamu.
“Maaf, cari siapa ya?” kata Chika gugup.
Di ambang pintu, seorang pria muda setinggi 176 senti, berkulit putih, dan berwajah oriental berdiri tegap. Dia hanya satu senti lebih tinggi dari Albert. Gaya rambutnya, penampilan modisnya, sepatu dan jam tangan bermerk yang dipakainya, mengingatkan Chika pada style Albert.
“Kamu Chika, kan?” tanya pria itu dingin.
“Iya. Ada apa ya?” Chika balik bertanya. Entah, firasatnya mulai tak enak.
“To the point aja ya. Saya Oliver. Model, host, dan pemilik Little Cherry Cafe. Saya satu management sama Albert. Mulai sekarang, kamu harus jauhi Albert.”