Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kamu Buka Mata Hatiku, Chika

5 Maret 2017   07:36 Diperbarui: 5 Maret 2017   08:15 677
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Okey. Kujelaskan satu hal. Kasus pria yang menyukai sesama jenis memang banyak di dunia modeling dan entertainment. Mereka berhasil menutupinya dengan baik. Mereka punya pacar atau istri hanya untuk formalitas. Tapi aku tidak seperti mereka, Chika. Allah membenci dan melarang itu. Beberapa tahun lalu, Oliver menyatakan cintanya padaku. Tapi aku menolaknya. Kujelaskan kalau aku punya prinsip yang berbeda dengannya. Akhirnya dia paham, lalu kami tetap berteman sampai sekarang. Banyak orang yang mengiraku seperti mereka, terlebih saat melihat penampilan dan sikapku. Tapi aku bukan mereka, Chika. Dan aku tidak akan berbuat dosa seperti itu. Kamu percaya, kan?”

Kata demi kata meresap tepat ke hati Chika. Ya, ia percaya. Hatinya mulai terbuka. Ia mulai menerima penjelasan Albert dan mempercayainya.

“Alasanku bercerai dari Nada bukan karena aku menyukai sesama jenis, Chika. Ada alasan lain. Aku salah menikah. Nada tidak tulus mencintaiku. Saat aku yakin dia sungguh-sungguh mencintaiku, ternyata aku tahu alasan sebenarnya menikah denganku hanyalah ingin mendapatkan semua harta Papa. Dia hanya menginginkan kekayaan keluargaku. Aku menceraikannya, lalu tidak percaya lagi pada cinta. Sejak kamu datang dalam kehidupanku, semuanya berubah. Aku menemukan kembali kepercayaanku pada cinta. Kamu buka mata hatiku, Chika.”

Bulir bening membasahi pipi Chika. Kali ini bukan air mata kesedihan, melainkan kebahagiaan. Dalam gerakan slow motion ia mempersempit jarak di antara dirinya dan Albert. Pria beraksen British itu paham. Ia merentangkan lengan, meraih tubuh Chika ke pelukannya.

Waktu seolah berhenti. Segalanya telah selesai. Kesalahpahaman itu diluruskan. Kini, tak ada lagi keraguan di hati. Tergantikan oleh kepercayaan dan rasa cinta yang sejati.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun