“Jangan katakan itu, Chika. Aku tidak akan baik-baik saja tanpamu. Kamu tidak akan terganti.”
Kristal bening terjatuh dari pelupuk mata Chika. Sebenarnya ia tak tega mengatakan itu semua pada Albert. Namun ia tak punya pilihan lain.
“Tidak, kamu harus pergi dari hidupku. Carilah penggantiku. Teruskan hidupmu tanpaku.”
Sedetik kemudian, Albert meraih lembut pergelangan tangan Chika. Menatap matanya dalam-dalam. Inilah yang melemahkan pertahanan hati Chika.
“Chika, lihat aku. Katakan apa yang sebenarnya terjadi. Kamu bisa ceritakan semuanya. Katakan sesuatu, Chika. Apa saja...asalkan jangan memintaku meninggalkanmu.”
Akhirnya, ia luluh. Ia tak kuasa lari dan ingkar di bawah tatapan mata itu. Chika menghela napas, lalu berujar.
“Tadi pagi Oliver datang...”
Mengalirlah cerita itu. Albert terperangah mendengarnya. Dugaannya benar. Pasti telah terjadi sesuatu. Perasaannya tak menentu. Antara sedih, marah, shock, dan tak percaya. Genggamannya di pergelangan tangan Chika semakin erat.
“Chika, semua itu tidak benar. Sekarang aku tanya. Kamu percaya aku atau Oliver?”
Hening sesaat. Sesungguhnya Chika tak perlu ragu mengenai siapa yang harus dipercayainya.
“Aku percaya kamu, Albert.”