Mohon tunggu...
Kristian Wongso
Kristian Wongso Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Magister Ilmu Kriminologi

Pembelajar Ilmu Kriminologi, Dokter Anak

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Dokter Palestina Pertama di RS Israel: Pembelajaran Perdamaian

13 Mei 2015   18:37 Diperbarui: 15 Oktober 2015   20:53 268
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jika kita berbicara mengenai konflik yang bernuansa agama, akan lebih menarik. Di sini, agama berfungsi sebagai justifikasi rasional. Jadi, orang yang rela membunuh atas nama agama merasa tindakan mereka sepenuhnya rasional, karena mereka mengikuti instruksi kitab keyakinan mereka. Agama aliran radikal menumbuhkan kebencian dan doktrinnya akan membenarkan mereka secara kognitif.

 

Perdamaian hanya akan tercipta setelah ada pergeseran cara pikir internal dari kedua pihak. Yang kita butuhkan adalah rasa saling menghormati, dan kekuata dari dalam diri untuk tidak membenci. Saat itulah kita takkan berhasil mencapai perdamaian.” (hal 339)

 

Kesimpulan

 

Kita harus berusaha keluar dari sentimen dan berusaha mengenal orang lain dengan lebih baik lagi. Tidak ada yang lebih konyol dibanding saling sentimen dan berandai-andai pihak lain memusuhi kita. Sebagai orang Indonesia, seharusnya kita sudah paham apa itu “tak kenal maka tak sayang”.

 

Untuk ambil bagian dalam perdamaian, mulailah dari kedamaian hati kita masing-masing. Jika kita menjadi korban konflik, kita memiliki dua pilihan: balas dendam atau memilih perdamaian. Pendendam bagaikan orang kerasukan yang haus darah lawannya. Orang yang memilih damai adalah orang yang secara hukum moral sangat unggul, karena mereka mampu untuk tidak membalas kejahatan dengan kejahatan. Pilihan ada di tangan kita.

 

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun