Mohon tunggu...
Khoeri Abdul Muid
Khoeri Abdul Muid Mohon Tunggu... Administrasi - Infobesia

Sebelum diangkat menjadi abdi negeri, pernah mengajar di SMA TARUNA NUSANTARA MEGELANG. Sekarang mengguru di SDN Kuryokalangan 01, Dinas Pendidikan Kabupaten Pati Jawa Tengah, UPTKecamatan Gabus. Sebagian tulisan telah dibukukan. Antara lain: OPINI GRASSROOT SOAL PENDIDIKAN GRES; Si Playboy Jayanegara dan Bre Wirabhumi yang Terpancung. E-mail: bagusabdi68@yahoo.co.id. HP (maaf SMS doeloe): 081226057173.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Substansi Legenda Desa Kuryo: Hijrah dan Mulia!

12 Desember 2016   09:12 Diperbarui: 25 Desember 2016   23:40 304
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di persawahan di timur desa ada gundukan tanah yang disebut Kepundhung. Konon katanya, di situ kadang-kadang pada tengah malam ada suara gaduh, orang bercakap-cakap.

Dan, di persawahan arah tenggara desa, di tepi jalan menuju desa Kedalingan, dulunya, katanya juga ada tempat yang disebut Kuburan Kampak (kawak?).

Apa arti informasi mengenai tempat dan makhluk-makhluk ghaib itu, khususnya kaitannya dengan Legenda Desa Kuryo?

Dalam hal ini jika dikaitkan dengan konsep hijrahnya akronim Kuryo, paradigm qoryah thoyyibahnya legenda desa Kuryo dan filosofi senjata pusaka Tumbak Lokuwato-nya mBah Tiguno yang menegaskan bahwa tidak ada kekuatan yang sejati terkecuali kekuatan dari Alloh SWT yang Mahaagung itu.

Maka apa yang dikatakan sebagai tempat-tempat dan makhluk-makhluk ghaib itu, jika pun benar adanya, dan bila pun mungkin pada awal-awalnya menghalangi kiprah mBah Tiguna dalam babad alas dan kemudian ditaklukkan dengan menjadi tetap hidup berdampingan (saling mengerti posisi dan proporsi kemakhlukannya di hadapan Tuhan).

Bisa saja system kepercayaan yang masih ada pada sebagian orang tersebut secara antropologis merupakan symbol bahwa dalam berhijrah demi kebaikan (thoyyibah) kadang-kadang harus melewati rintangan-rintangan.

Yang terpenting, bagaimana mengelola rintangan itu menjadi berdaya guna untuk mendukung tujuan, atau minimal di-nolkan, tidak lagi menghambat.

Demikian. Kurang lebihnya mohon maaf. Ditunggu masukannya. Terimakasih.***

CATATAN:

Sumber cerita tutur: Cerita tutur mengenai berdirinya Desa Kuryo ini diambil dari berbagai nara sumber. Namun sumber utamanya ialah dari Bapak H. Thoyib (lahir: 1931M) yang bersanad cerita dari Mbah H. Noor Hadam (1863-1958M), ayah beliau dan mBah H. Ahmadi, paman beliau. Adapun mBah H. Noor Hadam dan mBah H. Ahmadi merupakan anak dari mBah buyut Sadiyo (1833-1915) bin Petinggi Pondhok.

Istri mBah buyut Sadiyo, mBah buyut Khatimah (1843-1926M) merupakan anak perempuan Petinggi Desa Kuryo ke-5, mBah canggah Kalidin (1747-1843M) dan Nyai canggah Burik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun