"Lalu yang rekomendasiin dan jadi penjamin lo siapa? Pak Kepsek?" tanya Riska.
"Mulanya aku pikir juga begitu, Ris. Tapi tadi sewaktu Bu Intan sedang ngasih tahu aku mengenai masalah ini, tiba-tiba Bu Intan ada telpon. Sewaktu Bu Intan sedang bicara di telpon, aku menemukan form rekomendasi beasiswa ada di mejanya. Karena penasaran aku melihatnya."
"Trus... lo tahu siapa yang menanda tangani form itu?" tanya Riska penasaran.
"Ya jelas dong"
"Siapa yang tanda tangan?" tanya Riska benar-benar penasaran.
"Aku tidak begitu jelas, Ris. Tapi kalau tidak salah namanya itu... Erick Wijaya Adinegara." kata Aya terlihat mengingat-ingat.
"Erick Wijaya ? Siapa tuh ? Perasaan nggak ada deh, guru sini yang namanya Erick Wijaya." tanya Riska heran.
Nana yang duduk di hadapan mereka, ternyata selama ini mencuri dengar pembicaraan mereka. Ia lansung membalikan badannya dan menatap Riska dengan wajah tak percaya.
"Lo ndak kenal ama yang namanya Erick Wijaya ?! Astaga, Neng. Lo emangnya berasal dari planet manaa ? Helloooo... bumi memanggil ! Masa sih Erick Wijaya saja kalian tidak tahu. Emang klop deh kalian jadi sahabat ! Sama kupernya"
Riska memberikan Nana tatapan sewot,
"Brisik aja lo, Na ! Kalo lo tahu siapa itu Erick Wijaya, kasih tahu dong! Jangan asal nyindir"