Erick terpaku sesaat, sebelum kemudian menatap Aya tajam,
"Untuk apa kau menanyakan hal itu? Bukankah yang penting kau tidak di DO dari sekolah." Erick tersenyum mengejek, "Kau mengganggu tidurku hanya karena masalah ini?" katanya seraya memalingkan wajahnya menatap ke arah taman yang ada di bawah dan menikmati minumannya.
Aya memperhatikan Erick dengan wajah lesu,
"Maaf, Senior. Saya hanya ingin tahu. Walau bagaimanapun, terima kasih atas pertolongan, Senior " Aya berhenti sesaat untuk mengamati reaksi Erick. Namun Erick terlihat tak peduli.
"Kalau begitu saya pamit dulu, Senior. Maaf kalau sudah membuat Senior terganggu. Silahkan kembali melanjutkan istirahatnya " kata Aya sambil membalikan badannya hendak pergi.
"Kita senasib." kata Erick tiba-tiba.
Aya kembali berpaling, Â menatap Erick dengan wajah bingung,
"Maaf?"
"Aku bilang, aku menolongmu karena kita senasib." jawab Erick tak peduli seraya kembali berbaring dan menutup matanya.
Aya semakin bertambah bingung. Namun ia akhirnya kembali membalikan badan dan berjalan menuju tangga sambil bergumam bingung,
"Senasib? Apa maksudnya?"