Setelah Pak Harun menutup pintu, Erick lansung berdiri dan mengamati papan tulis,
"Sedang belajar apa, Bro? "
"Politik Pemikiran Barat." jawab Ivan membereskan buku-buku yang ada di meja. "Sebelum kau datang dan menggangguku, aku sedang menikmati petualangan yang sangat seru di abad pertengahan." kata Ivan lagi tersenyum pada Erick.
Erick membalikan badan dan menatap Ivan dengan senyum lebar,
"Wah...maafkan saya, Yang Mulia Putra Mahkota. Saya tidak bermaksud untuk mengganggu keasyikan Yang Mulia mengembara diantara putri-putri cantik abad pertengahan" ejeknya.
Ivan hanya tersenyum kecil dan menyimpan bukunya. Erick lalu mendekati Ivan dan duduk di tepi meja.
"Bukankah Tuanku Yang Mulia menyuruhmu untuk beristirahat dan jangan dulu menjejali otakmu dengan pelajaran?" tanyanya.
"Sejak kapan kewajibanku mengenal kata istirahat, Rick" Senyum di  wajah Ivan berganti ekspresi pahit, "Bahkan istirahatpun merupakan sebuah kewajiban bagiku, bukan keinginan."
Ivan kemudian menyambar sebuah bola tangan yang ada di meja. Ia tampak melamun sambil meremas-remas bola tangan itu. Erick menatapnya penuh pengertian.
"Sorry, Bo. Aku lupa"
Ivan terlihat tak peduli dan masih asyik dengan kegiatannya.