"Kalau iya, saya ingin mengucapkan terima kasih. Tapi kalau tidak, saya memohon maaf karena telah mengganggu tidur Senior" jawabnya.
Erick terlihat mengusap belakang lehernya karena bingung.
"Kau dari tadi selalu saja bilang terima kasih. Terima kasih untuk apa sih ?" tanyanya kebingungan.
"Apa Senior adalah Senior Erick ?" tanya Aya lagi.
Erick menghela nafas pasrah,
"Yaa aku Erick. Dan seingatku, ketika pagi ini aku bangun dari tidurku, namaku belum berubah. Puaas ?!"
 Mendengar hal ini, Aya tersenyum lebar seketika. Dia berlari ke arah Erick dengan gembira. Erick terlihat kaget.
"Eits..tunggu dulu ! Ada apa ini ?!" tanya Erick bingung.
Namun Aya sudah memegang tangan Erick dan menjabatnya dengan penuh semangat.
"Terima kasih, Senior ! Saya sangat berterima kasih ! Kebaikan Senior karena telah membantu saya dalam mendapatkan beasiswa penuh, tidak akan saya lupakan. Terima kasih, Senior !"
Erick menatap Aya dengan ekspresi campuran rasa takut dan bingung.