Asal usul Boko Haram terlacak pada tahun 2003 di Kota Maiduguri, Nigeria. Bapak pendirinya bernama Malam Mohammed Yusuf, seorang ulama Salafi radikal muda yang lahir di Desa Girir negara bagian Yobe. Pertempuran kelompok pertama kelompok Boko Haram terjadi di Kanamma, sebuah kota di sepanjang perbatasan Nigeria dan Republik Niger di negara bagian Yobe.
Pada tanggal 23 Desember 2003, beberapa murid Yusuf yang tidak puas dengan politik demokrasi dan pemerintahan konstitusional yang baru dipasang pada tahun 1999 setelah sekitar dua dekade kediktatoran militer mundur ke Kanamma sebagai protes dan tetap terisolasi untuk mempraktikkan kehidupan yang kasar.Â
Namun, sengketa hak penangkapan ikan dan lahan pertanian antara anggota Boko Haram dan masyarakat tuan rumah mengakibatkan tindakan polisi. Namun, polisi melakukan perlawanan dan kewalahan yang berujung pada kematian dua petugas polisi (Gana et al., 2018).
Eksistensi Boko Haram menjadi perhatian global pada tahun 2009 ketika muncul dalam pemberontakan kekerasan di Kota Maiduguri. Kekerasan berlangsung selama satu minggu. Tindakan keras militer dan polisi yang berlebihan menimbulkan kerugian manusia dan kerugian yang parah baik pada kelompok tersebut maupun pada penduduk setempat.Â
Beberapa perkiraan telah menunjukkan tindakan keras militer telah mengakibatkan kematian lebih dari 1000 orang yang sebagian besar adalah anggota kelompok pemberontak (Bamidele, 2016).
Pada paruh pertama tahun 2014, Blanchard (2014) menunjukkan bahwa kelompok Boko Haram bersalah atas kematian lebih dari 2000 orang. Insiden ini adalah yang paling merusak dalam rangkaian serangan itu adalah pembantaian di Kota kuno Baga. Bukti lokal mengklaim lebih dari 2000 orang terbunuh dan properti yang tidak dapat dihitung dihancurkan.Â
Amnesty International secara khusus menggambarkan serangan di Baga sebagai yang terburuk dalam sejarah pemberontakan Boko Haram. Kelompok penelitian Action on Armed Violence menunjukkan bahwa Boko Haram bersalah atas 15 ledakan yang melibatkan 25 bunuh diri pada kuartal pertama 2017 (Gana et al., 2018).Â
Hal yang mengkhawatirkan adalah jumlah itu terus bertambah yang menyebabkan kerusakan manusia dan korban jiwa yang tidak terhitung jumlahnya. Pemberontak Boko Haram telah mempengaruhi lebih dari enam juta orang Nigeria.Â
2. Strategi Kontra-Pemberontakan (Counterinsurgency) Pemerintah Nigeria Dalam Menghadapi Kelompok Boko Haram
Pemberontakan Boko Haram di Nigeria menghasilkan dampak kemanusiaan yang tidak main-main. Rasa ketidakamanan membelenggu penduduk Nigeria karena kehadiran kelompok tersebut. Adapun strategi kontra-pemberontakan (counterinsurgency) pemerintah Nigeria dalam menghadapi kelompok Boko Haram adalah sebagai berikut:
A. Tindakan Militer