Ibu dan ayahnya Widy menunggu di halaman dengan wajah marah karena sudah lewat tengah malam. Tetapi ketika tahu yang mengantarkannya Syafri mereka tersenyum.
"Sekarang ucapkan apa yang kamu katakan waktu semaput di rumah sakit Cianjur," bisik Widy. "Aku percaya itu keluar dari hatimu."
Syafri seperti didesak. Dia lalu ingat. Â Dia takut hancur malam itu. "Oke, Widy... Â Abdi Bogoh Ka Anjeun? Â Anjeun tidak marah, kan?" Syafri mengatakan dengan agak gugup. Â Dia menyesali mengapa kalimat itu keluar waktu di rumah sakit.
Widy tidak menjawab. Dia hanya tersenyum. "Terima kasih sudah jadi pahlawanku."
Syafri tidak tahu apakah dia harus berbunga-bunga atau hancur malam itu. Dia berharap besok-besok Widy mau dijemputnya. Angga yang menyetir mobil juga tidak menanyakan apa-apa.
Â
Irvan Sjafari
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H