"Ah, Kakak kayak nggak tahu sifat manusia kan serakah," timpal Fajri.
"Iya Dinda, manusia yang lebih kuat harusnya melindungi yang lemah, tetapi kenyataannya negara kuat menjajah negara lain," kata Lalyta.
"Oh, begitu?" kata Adinda yang tidak pernah mengenal kata menguasai. Yang lebih kuat bisa menguasai yang lebih lemah?
"Contohnya itu, persis di depan kita?" bisik Fajri.
Tak jauh dari situ beberapa preman memaksa seorang pedagang kopi keliling memberikan uang. Tubuh mereka lebih besar, sementara si pedagang kecil.
Hiyang? Tolong dia demi Aku. Adinda menggunakan telepati. Â Hiyang Ridara tidak terlihat mengikuti mereka.
Tiba-tiba berapa pejalan kaki melihat kedua preman itu seperti terdorong  cukup jauh  bertubrukan dengan seorang tentara yang baru keluar dari sebuah gedung hingga tentara terjatuh.
Di belakangnya ada dua tentara lain.
"Ngapain kamu berdua? Mau buat onar ya? Ikut!"
Fajri, Lyta, Lasmi tertawa. Dinda tidak.
Kedua preman itu bingung. Â Tapi bagaimana menjelaskannya kepada tiga tentara itu.