"Sayang bagian utara kota ini terancam terendam kalau es kutub mencair," kata Lasmi.
"Masih lama kan?" kata Fahri Hanif.
Adinda ingin menjawab yang diketahuinya dari hiyang. Tapi dia khawatir teman-temannya tidak percaya.
Lalyta dan Hanif kakak beradik masih menjadi siswa di sebuah SMAN di kawasan Mahakam. Mereka juga baru habis ujian.
"Kabarnya kamu jago basket, namanya ngetop sampai di sini," kata Lalyta. "Bukan hanya jago biologi."
"Nggak lah masih ada Sabrina. Itu kebetulan saja," jawab Dinda renyah menikmati perjalanannya naik Transjakarta.
Aku mau tinggal di Bumi, Hiyang Ridara. Aku mulai sayang pada teman-temanku. Walaupun para hiyang menciptakan Jakarta di sana.
Tentunya omongan telepati.
Mereka turun di halte Bank Indonesia. Â Lalu berjalan kaki sebentar ke Merdeka Selatan. Â Adinda takjub melihat Monas dan patung kereta kuda di dekat air mancur.
"Itu diambil dari Kisah Mahabarata, perang besar antara Pandawa melawan Kurawa,Kak!" jelas Fajri.
"Perang buat apa? Kalau semua kebutuhan sudah dipenuhi," ucap Adinda.