Mohon tunggu...
Just Riepe
Just Riepe Mohon Tunggu... Guru (Honorer) -

I am a simple people (Reading, writing, singing, watching, traveling)

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Love Is...

17 Januari 2017   09:14 Diperbarui: 17 Januari 2017   09:17 343
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

“Tuh kan? Kamu lebih membela si Tyo itu daripada Mbak, kakakmu sendiri!”

“Iya. Karena aku ingin membuka mata Mbak lebar-lebar, kalau tidak semua laki-laki itu brengsek seperti mantan pacar-pacar Mbak!”

Degh! Hatiku tersentak lagi. Aku hampir terjerembab mendengarnya, seolah ada tangan yang menamparku dengan keras! Hatiku semakin mendidih. Ingin kutampar mulut Safira yang sudah lancang berbicara begitu kasar padaku! Tapi, aku menyadari kalau dia itu adikku.

“Terserah Kalian! Mbak hanya gak mau Kalian mengalami hal yang sama seperti Mbak!” pungkasku kesal. Lalu segera keluar dari kamar Sherma.

Setibanya di kamarku, aku terdiam, merenungi apa yang baru saja terjadi. Safira, adikku, sekarang sudah berani berbicara lancang, bahkan Sherma pun ikut-ikutan tidak nurut padaku. Padahal aku tidak bermaksud apa-apa. Aku hanya ingin mereka bahagia, dan tidak mengalami hal yang menyakitkan sepertiku. Itu saja!

Aku hanya ingin mereka sukses dengan pelajarannya. Juga sukses dengan masa depannya. Aku tak mau mereka sakit hati karena cinta, sepertiku. Atau bahkan berhenti di tengah jalan, seperti Mita.

Tapi kenapa mereka malah menentangku?! Sudah sejauh itukah cinta meracuni mereka?! Ah, bullshit! Persetan dengan cinta! Kalian tidak tahu, bagaimana cinta akan menghancurkan hidup kalian! Tanpa kalian menyadarinya! Mbak hanya ingin menyelamatkan kalian dari kejahatan cinta yang tak pernah bisa diprediksi! jerit hatiku, miris.

Aku sudah tidak percaya lagi pada cinta dan laki-laki. Semuanya pendusta, pembohong, pengkhianat! Aku ingat saat dengan tegasnya Mario berjanji padaku, di bandara saat akan pergi melanjutkan kuliah ke luar negeri, “Ismi, aku sangat mencintaimu, Kamu adalah satu-satunya wanita yang ada di hatiku. Aku tak akan pernah mengkhianatimu, percayalah,” katanya. Aku pun mengangguk. Aku percaya padanya, karena kulihat kesungguhan di matanya.

Tapi, setahun kemudian saat dia pulang untuk berlibur, dia sudah menggandeng wanita bule, teman kuliahnya di sana. Dan dengan mudahnya dia meninggalkanku. Aku merasa dibohongi! dikhianati! dicampakkan! Padahal selama ini aku selalu menunggunya dengan setia. Tapi apa yang aku dapatkan?! sakit. Hatiku terluka. Perih. Itulah yang aku dapatkan dari kesetiaan pada cinta. Ternyata cinta itu pahit! Namun, untunglah, saat itu aku bisa menerimanya dengan sadar, mungkin ini adalah jalan yang harus aku tempuh dalam hidupku. Walau pedih, tapi aku harus melewatinya. Biarlah, aku tak boleh putus asa. Aku hanya berharap, mudah-mudahan aku bisa menemukan kembali cintaku.

Butuh waktu yang lama, agar aku bisa menyembuhkan luka itu, hingga akhirnya datang Yoga dalam hidupku. Dia cukup baik dan pengertian. Dia menawarkan cinta yang manis, hingga aku pun percaya kalau dia bisa menjadi pelipur hatiku. Mudah-mudahan dengannya aku bisa merajut kembali mimpiku yang telah terkoyak. Tapi ternyata tidak! Yoga yang selama ini aku percaya, dengan mudahnya pergi meninggalkanku dan berselingkuh dengan Tina, sahabatku sendiri! Aku tak tahu lagi apa yang aku rasakan. Aku seperti melayang-layang, tidak menjejak bumi. Aku seolah masuk ke dunia lain yang tidak pernah kukenal. Aku merasa menjadi orang asing. Aku benar-benar terpuruk. Luka ini semakin perih! semakin menyakitkan! Aku depresi, frustasi! Sungguh tak menyangka kalau Yoga bisa berbuat seperti itu! Aku pun tak habis pikir, kenapa Tina tega berbuat itu padaku?! Apa salahku?! Cinta memang busuk! Hanya mementingkan diri sendiri! Tanpa pernah peduli pada orang lain! Egois!!

Aku pun kembali tersungkur karena cinta. Dan aku membutuhkan waktu yang sangat lama untuk bisa kembali berdiri tegak. Di tengah-tengah kegalauan hatiku, muncullah Gunawan, dia mengajakku menari mengikuti nyanyian cinta. Aku pun terlena dan mengikuti setiap gerakannya. Tapi ternyata, kali ini pun cinta kembali mempermainkanku! Saat aku mulai merasakan getaran-getaran cinta, Gunawan pergi meninggalkanku dan menikah dengan putri dari teman bisnis papanya. Dan aku kembali terhempas pada jurang cinta yang sangat dalam dan pekat. Cinta memang kejam! Tak pernah membiarkan aku bernapas dengan bahagia, meski hanya sekejap.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun