Dua puluh menit kemudian kami sudah turun ke jalan, mengitari perumahan menuju lapangan besar di dekat komplek. Lapangan inilah yang menjadi pusat kegiatan kalau hari minggu pagi. Selain jogging, di sana juga banyak fasilitas olahraga lainnya, dan yang pasti banyak penjual jajanan. Jadi setelah capek berolahraga, bisa langsung mengisi perut dengan berbagai pilihan makanan yang dijajakan.
Tiap hari Minggu lapangan ini memang selalu penuh. Kami pun langsung bergabung dengan mereka yang sama-sama jogging. Udara pagi yang masih segar membuat pikiran kembali fresh. Dan keringat yang mengucur, cukup jitu untuk membakar lemak yang mulai menonjol di beberapa bagian tubuh.
Setelah melewati 7 putaran track, aku merasa capek dan haus. Begitu pun dengan dua adikku.
“Mbak, brenti dulu yu, capek nih,” ajak Sherma disela nafasnya yang ngos-ngosan.
“Iya nih, aus.” Safira menambahkan.
“He-eh,” jawabku lalu keluar dari track. Safira dan Sherma mengikuti. Dan begitu tiba di luar, ada dua orang laki-laki menghampiri. Ternyata Tyo dan Andika. Mereka serempak mengangguk hormat ke arahku.
“Hai, kok ada disini?!” sergah Safira sumringah dan langsung menghambur ke arah Tyo.
Sementara Sherma tampak malu-malu menuju ke arah Andika, “Kamu kok gak bilang-bilang mau kesini?!” katanya dengan suara sedikit ditahan. Andika hanya tersenyum.
“Udah jogging-nya, Mbak?” sapa Tyo padaku, mungkin ini sekedar basa-basi.
“Rajin ya Mbak, sehat.” Andika menimpali.
Aku tersenyum.