Mohon tunggu...
rokhman
rokhman Mohon Tunggu... Freelancer - Kulo Nderek Mawon, Gusti

Olahraga

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Geger Sandikala

13 Agustus 2021   16:56 Diperbarui: 13 Agustus 2021   17:01 611
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saat menelepon penolakan pun aku terima.

"Pak Yono tak mau kang. Tak mau memperbaiki listrik desa. Dia takut geger Sandikala masih terjadi," kataku.

"Mana HP mu," kata Kang Marjo.

"Pak Yono yang terhormat, kami butuh listrik. Geger Sandikala sudah selesai. Kalau listrik kami tak diberesi, aku ada video kamar hotel, aktornya sampeyan," kata Kang Marjo.

***
Petang hari keempat, Kang Marjo merasa yakin tak ada serangan. Kang Marjo memilih nongkrong di pos ronda selesai Maghrib. Listrik sudah normal. Namun, sebagian warga masih khawatir dan memilih siaga di dekat rumah.

"Sudahlah Dik, Sodik. Tak akan ada lagi serangan. Santai saja. Tengoklah HP mu itu. Sekarang sudah hampir jam 7 malam. Tak ada tanda-tanda kan?"

Sodik hanya mengangguk. Aku pun lega karena apa yang diyakini Kang Marjo benar-benar jadi kenyataan. Namun di tengah lega itu, Sarmidi lari tunggang langgang ke arah gardu.

"Kang... Anton, Sony, dan Beny, anak-anak tanggung itu sudah menuju lereng bukit Kanji....Mereka mengendarai mobil bak terbuka, membawa 10 jeriken bensin.... Mereka mau membakar goa," kata Sarmidi.

Kang Marjo langsung lemas. Dia geleng-geleng kepala.

"Telepon anak-anak itu supaya balik kucing. Aku dan Ali mau memburu mereka," kata Kang Marjo.

Aku gas sekencang-kencangnya memburu anak tanggung itu. Kang Marjo memboncengku. Aku tak punya pikiran lain selain ngebut sekencangnya. Aku hanya lihat jalan. Tak lihat lainnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun