Mohon tunggu...
rokhman
rokhman Mohon Tunggu... Freelancer - Kulo Nderek Mawon, Gusti

Olahraga

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Geger Sandikala

13 Agustus 2021   16:56 Diperbarui: 13 Agustus 2021   17:01 611
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

***

Malam itu 20-an lelaki berkumpul ditemani remang-remang api obor. Kami melingkar duduk di kursi di pelataran balai desa.

Kami, membahas makhluk aneh itu. Semua was-was. Hanya Kang Marjo yang yakin bahwa penyerangan makhluk aneh itu akan dilakukan cuma tiga petang berurutan. Kang Marjo yakin dengan cerita Sarno yang dituding gila itu.

"Jangan bodoh, Jo. Kita ngga mungkin menjadikan Sarno rujukan. Dia tidak waras. Ngapain juga kita datang ke rumah orang tak waras hanya untuk menyelesaikan geger ini," kata Pak Kades dengan nada tinggi.

"Lalu bagaimana?" Tanya Kang Sarno tak kalah tinggi.

"Semua detail geger tadi sama persis dengan cerita Sarno. Sarno yang mengabariku bahwa serangan berlangsung 1 jam dalam tiga petang beruntun. Ada makhluk telanjang dengan kepala tikus, memiliki nyawa di lututnya. Semua persis seperti yang diceritakan Sarno. Aku pikir tak ada salahnya kita tanya dia. Sarno juga bilang bahwa sarang makhluk aneh itu di lereng bukit Kanji. Di sana ada goa kecil," kata Kang Marjo.

"Kenapa kita tidak serang sarangnya saja," kata Pamuji yang sudah sangat bersemangat.

"Tahayul...kamu gila apa Ji? Cerita orang gila seperti Sarno dijadikan rujukan!" Semprot Pak Kades pada Pamuji.

"Sudah besok pagi telepon pihak kelistrikan agar kampung bisa terang lagi. Ekonomi desa bisa kacau kalau tak ada listrik," kata Kades.

"Ngga bisa Des. Mereka akan nyerang lagi. Jika listrik nyala, akan fatal. Kebakaran bisa terjadi," sanggah Kang Marjo.

"Kamu gila Jo!" bentak Kades.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun