Manfaatkan Ramadhan dari dua sisi spiritual dan fisikal secara maksimal. Horisontal juga vertikal.
PART V
Mulai dihujani pertanyaan seputar puasa Ramadhan, dan terkait masalah kesehatan. Beberapa mengutip penelitian puasa.
Beberapa cukup canggih membahas masalah puasa dan kesehatan dari sudut pandang fisiologis. Ada yang cuma nanya efek samping.
Ada pun segelintir yang menanyakan konsep puasa terkait penyembuhan penyakit secara spesifik. Semuanya sih menarik.
Tapi lucunya, semua pukul rata, gak ada yang membahas masalah apa yang dimakan selama bulan Ramadhan?
Waktu ditanya balik, mayoritas menjawab “berbukalah dengan yang manis” untuk buka, “sahur dengan jumlah cukup” untuk sahur.
Waktu ditanya definisi “berbuka yang manis” itu apa? Rata-rata menjawab “kolak” sebagian “kurma”, ada juga “sari kurma”.
Giliran sahur, nah lu, mulai deh pada tulalit! Semua umumnya menyajikan makanan berat sebagai menu utama. Supaya kuat!
Nah, disini letak gak nyambungnya. Efek positif secara fisiologis dari puasa terjadi saat ada kondisi ‘lapar secara benar’.
Mulai dari alokasi energi cerna, pembersihan sel, penormalan kadar gula darah, perbaikan rasio LDL-HDL dan lain sebagainya.