Upacara selesai dan seluruh siswa masuk ke kelas masing-masing. Anak yang diam tadi ternyata juga duduk bersebelahan dengan Olan. Olan diam mengikuti pelajaran. Namun, hatinya terusik ingin berkenalan dengan anak disampingnya itu. Saat itu, pergantian jam pelajaran yang berarti pergantian guru. Olan memulai percakapan dengan anak disebelahnya.
"Hai, boleh kenalan?"
Sambil menyodorkan tangan kanannya. Tangan itu disalami tetapi anak itu tak menoleh, tetap sibuk dengan membaca buku yang dibawa dengan tangan kirinya.
"Olan!"
"Raito!"
"Eh, sepertinya kamu tidak ikut mos kemarin?"
"Ah, itu bukan hal yang penting kan?"
"Emm, kan kamu bisa mengenal tata letak bangunan di lingkungan sekolah ini, mengenal guru-gurunya, bisa berkenalan dengan banyak teman, mengapa hal itu tak penting untukmu?"
Raito menjelaskan kalau dia sudah mengelilingi sekolah ini disaat dirinya mendaftar, memahami beberapa petunjuk yang ada disetiap bagian bangunan dan areal sekitarnya. Lalu memberikan argumentasi kepada Olan.
"Apakah kamu juga akan buang air di tempat yang kamu tahu itu adalah warung makan? Tentu kamu akan mencari wc bukan?”
Menurutnya lagi hal-hal seperti ini, tak perlulah berpanas-panasan bersama dan memakai topi nelayan dengan pernak-pernik yang tampak membodohi diri sendiri.