Mohon tunggu...
Ana
Ana Mohon Tunggu... Lainnya - Perangkai kata

Menemani anak salah satunya juga mengajarkan bersikap sebagai manusia

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Mau Gak Jadi Istriku?

13 September 2020   05:52 Diperbarui: 13 September 2020   05:57 221
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Tak banyak persamaan di antara kami. Justru yang paling kukhawatirkan adalah perbedaan yang tajam itu. Bahkan kalimat PERNIKAHAN SEKUFU, seolah momok yang sangat menakutkan. Aku takut kapalku karam di tengah perjalanan. Lalu, kehilangan menjadi pedang tajam yang kemudian menyayat hatiku.

"Aku takut, Bang. Keluargamu tidak menerimaku. Kita bukan dari keluarga yang sederajat."

"Tapi kita dari keluarga yang seiman."

"Kalau ke depannya kita ribut terus,  gimana? Atau keluargamu terus tidak menyetujui kita, gimana?"

"Kayak anak kecil kamu, Dian. Coba lihat aku ... aku sudah tua, tidak ada orang tua yang tidak siap dengan itu."

Aku diam. Sejuta kembang api merayakan malam tahun baru di kepalaku. Sorak sorai dan dentumannya tercatat sebagai tahun baru perjalananku, dengan pria medan yang manis dan bertubuh atletis ini.

Jika tenggelamku dalam kesunyian begitu penuh hiruk pikuk. Itu adalah renyahnya rasaku pada sosok yang begitu memesona. Rizal zero.


Fin.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun