"Emang ada acara apalagi?"
"Gak ada sih. Paling antar pesanan buku doang."
"Jadi pulang sekarang, kan? Yuk bareng!"
Aku menoleh, melihat keyakinan di matanya saat mengajakku.
"Ayo!" bang Rizal menarik pergelangan tanganku.
"I -- iya Bang, bentar. Aku ambil tas dulu," ujarku sedikit gagap.
Menurut pria ini mungkin biasa. Maksa dan buru-buru, memang hobinya. Tapi untukku, perhatian model begini membuat mataku sulit terpejam nanti malam.
Lalu, apa aku harus mencarinya? Atau mendengar suaranya lewat telepon?
"Jangan lupa pakai sabuk," ujar Bang Rizal.
Tangannya menarik seat beltku dari arah kiri ke kanan. Tubuh kami berdekatan. Aku bahkan sempat mencium aroma tubuhnya yang harum. Entah parfum apa yang ia kenakan saat ini.
Kuputar wajahku ke samping kanan. Sial!! Hidung mancungku justru bergesekan dengan kulit lehernya. Gila ...
"Ma -- maaf, Bang," sungkanku.