Mohon tunggu...
Ana
Ana Mohon Tunggu... Lainnya - Perangkai kata

Menemani anak salah satunya juga mengajarkan bersikap sebagai manusia

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Mau Gak Jadi Istriku?

13 September 2020   05:52 Diperbarui: 13 September 2020   05:57 221
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Ada apa, Dian?" tanyanya padaku. "Kok ngelamun?"

Kusembunyikan apa yang seharusnya tersembunyi. Seperti merahnya udang rebus di pipiku, misalkan, atau aliran hangat yang menghidupi getar nadiku, bisa juga dosa terindah yang kurasakan saat ini.

"Eh -- eh -- tidak apa-apa, Bang." Selesai kuserahkan kausnya, aku bergegas pergi.

Bang Rizal menahan lenganku. Di putarnya kembali tubuhku menghadapnya. Dada ini bergemuruh. Ada tepukan dahsyat yang membangunkan jantung. Hingga kepala  turut pula berdenyut.

Mataku terbelalak menatapnya. Bang Rizal meraih pinggangku, membawa tubuhku lebih erat lagi. Tampak jelas pupil coklat mirip ingsang itu membesar saat kutatap.
MUACH ...
Pria dewasa ini mengecupku.

" .... aku benci otakku. Aku tahu kamu suka padaku. Aku juga suka kamu, Dian."

Aku meronta, berharap lepas dari hangat pelukan Bang Rizal. Sebelum imanku menghujat lebih sadis. Namun, pria itu 'tak merenggangkan sedikitpun pelukannya. Ia kembali menatapku.

"Di usia sepertiku, malu rasanya memintamu jadi pacarku. Kalauuu ... jadi istriku, mau gak?"

Aku tersentak dengan ucapannya. Sebelum aku sempat menjawab pertanyaan itu, Bang Rizal sudah melepaskan pelukannya. Meraih kaus dari tanganku, lalu mengenakan dengan cepat.

Kembali ia menciumku. Kali ini dengan sangat lembut. Aku balas mengulum bibirnya yang terasa hangat dan lembab. Ia menatapku lekat.

Tiba-tiba. "Ayo cepat!" Pria bertubuh atletis itu segera masuk ke dalam mobil. "Aku akan minta izin orang tuamu hari ini."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun