Pemuda itu menerangkan segala sesuatu sekaligus dengan prakteknya. Ini tak ubahnya seperti DOUBLE SCHOOL. Pagi aku sekolah di SMA, siangnya aku sekolah di SMK bagian tata boga.
Lebih tepatnya hari-hariku selalu terisi dengan kabar baru. Seperti kematangan buah yang belum genap masa tuanya.
"Cepat bersihkan semuanya, Kim!" Seru salah seorang chef bagian main course. Karena beberapa wajan dan pan hendak di gunakan kembali.
"Ok chef!" Aku senang dengan kesibukkan ini. Meskipun kadang sangat lelah.
Cafe MORNING CRUSH adalah tempat tinggalku saat ini. Persis di gudang aku tinggal. Sesekali saat malam setelah cafe tutup, aku sering pergi ke atap cafe. Duduk di atas atap cor-coran. Dengan hanya beralaskan koran, aku bisa melihat pemandangan kota yang sangat indah.
Cafe terletak di daerah Sunter Agung. Daerah hunian yang sangat layak untuk diminati. Segalanya ada di sini, begitu juga dengan rimbun pepohonan.
Kemajuan zaman tidak selalu membuat mata tersesat. Beberapa di antaranya dapat menjadi hiburan hati yang penat.
"Belum istirahat, Kim?" Suara Rojak terdengar lamat-lamat.
Kutemukan sosoknya persis di pintu menuju atap. Masih dengan celemek membungkus tubuh bagian perutnya dan sebuah serbet di tangan.
"Eh Bang Rojak. Iya nih, kebetulan malam ini purnama, jadi aku menikmati sebentar di sini. Cakep Bang pemandangannya."
Rojak berjalan mendekatiku. Ia duduk di samping. Banyak cerita yang ia obrolkan. Sesekali kami tertawa dan wajah imut itu mulai menghiasi banyak hari bersamaku.