"Iya Bang."
Beberapa hari ini terpaksa aku dirawat di rumah sakit. Kebetulan ditemani oleh Bang Rojak.
"Kita gak jadi pergi nonton deh kemaren."
"Hehehe ... iya, Bang. Tar deh selepas dari rumah sakit kita pergi. Sayang sekali, baju yang kemarin sempat aku beli kayaknya hilang di pasar," keluhku.
"Gak pa pa. Nanti kubelikan lagi."
Sejak itu kami menjadi sangat dekat. Sesekali ada canda, sesekali pun rindu.
Kebahagiaan yang membiusku, tanpa sepatah kata cinta. Karena telah kucinta dia dalam hatiku. Seolah aku telah tahu, begitupun dia ... yang telah mampu menyayangiku.
Kalau aku dengan egois meminta pada Tuhan agar bisa bersamamu sepanjang hidupku, maukah kau memohonkan hal yang sama?
Aku berdiri di kokoh rasa. Sedalam laut yang tak berubah warna. Sehangat mentari yang tak bosan menyapa pagi. Keyakinan itu semakin hari semakin dalam.
Memelukmu dalam diam dan di antara seloroh. Aku tenggelam dengan tanya yang tak berkesudahan tanpa kuperlu jawaban. Bahwa keyakinan itu mutlak adanya tanpa aku ragu. Kau pasti juga ingin tetap bersamaku.
***