"DIAM LU SEMUA. INI URUSAN GUA!!"
Tiba-tiba sirine polisi berbunyi dari kejauhan. Menyadari hal itu segera Bang Oji hendak melarikan diri. Tapi, beberapa tangan menahannya.
"Mau kemana Lu? Lari? Tar gua bikin bonyok dulu, kayak yang Lu lakuin sama tuh cewek!" leceh salah seorang pedagang. "Hayuk bapak-bapak! Kasih pelajaran nih preman!!" teriak pria itu kemudian.
Sontak semua pedagang yang merasa terancam dengan sikap Bang Oji, akhirnya turun tangan. Â Ambil bagian melayangkan pukulan demi pukulan.
Mereka hanya ingin pasar itu bebas dari tindak premanisme yang seenaknya.
Aku melihat dengan gemetar, tanpa bisa melakukan apa-apa. Entah ... masih hidup atau sudah meninggal Bang Oji. Kulihat tubuhnya penuh luka dan wajahnya pun tak lagi bisa kukenali. Terakhir ... itu yang kurasakan, selepas duniaku menjadi gelap. Aku tak lagi bisa merasakan apapun.
***
Saat kubuka mataku, yang terhirup adalah bau alkohol. Juga seraut wajah baby face dan wajah Bang Reno.
"Bang Rojak ... Bang Reno ...," ucapku pelan.
"Syukurlah kamu sudah sadar, Kim," balas Bang Rojak.
"Lain kali kalo Lu mau pergi bilang kami, siapa tahu ada salah satu dari kami bisa mengantar," timpal Bang Reno.