Mohon tunggu...
Hery Santoso
Hery Santoso Mohon Tunggu... -

Suka membaca, berdiskusi dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Petruk Mantu

20 Januari 2016   09:12 Diperbarui: 21 Januari 2016   13:50 669
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Njeeeh… kanjeng romo Gareeng…”, suara Lesmana melengking.

“Beluum! (sambil menabok Lesmana). Kamu ini ya bodoh sekali…. Belum jadi menantu kok memanggil romo Gareng, hehehe…”, bentak Dursasana.

“Bukannya sudah disetujui man?”

“Belum!! Ini baru melamar! Byuh, byuh, kok nyocol wae bocah iki to yo, hehehe…”, Dursasana mencoba menenangkan.

“Kamu akan hidup mulia dan bahagia, jika mau berbesanan dengan Raja Hastina”, Sengkuni mengiming-imingi Gareng.

Belum terjawab tawaran Sengkuni, tiba-tiba datang Boma.

“Baginda Boma, selamat datang”, Gareng menyambut.

“Ya, ya…”.

“Bakti hamba baginda”. kata Bagong.

“Ya, Bagong”.

“Bakti kula gus”, Semar melanjutkan.

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun