“Ya ini berkat piwulange romo prabu Kantong Bolong. Mbok, kita ini beruntung lho punya bapak Petruk”.
“Memang kenapa le?”
“Bapak tidak pernah kena kasus korupsi. Sampai saat ini bapak aman-aman saja, tidak bisa diusut kekayaannya”.
“Kowe iki piye to? Gimana mau mengusut, lha wong bapak ki kekayaannya mung sak mene wae; kaedus banyu sesiwur (mendapat jatah sedikit dan harus berbagi dengan sesama yang lebih membutuhkan). Makan saja susah, mau korupsi dari mana?”.
“Namanya juga Kantong Bolong. Walaupun dapat berapa saja ya bablaas wae. Ning bablas kanggo manfa’ate wong liyo”, sahut Lengkung.
“Lha wong nama itu cuma nama julukan saja kok lee…”, jawab Undanawati.
“Mencontoh pola hidup bapak ini membanggakan. Pola hidup sederhana, bersahaja, prasojo”, lanjut Lengkung.
“Sebentar mbok, saya mau tanya, sebenarnya betul nggak sih saya ini anaknya bapak?”
“Lho, pertanyaanmu kok aneh to le?”
“Lengkung! Berani-beraninya kamu ngomong begitu. Memang selama ini wajahmu mirip siapa, hah?!” bentak Petruk.
“Pokoknya saya yakin. Akan saya umumkan bahwa mbok hamil tidak sama njenengan”, tantang Lengkung.