"Takdir Dalam Dua Bahasa Surga"
Karya Voni Vonalia
Â
Barangkali tuhan mempertemukan kita bukan untuk bersama, melainkan hanya mengenal satu sama lain.
Sinar mentari menepuk hangat di pipi gadis manis itu. Sedikit demi sedikit ia membuka perlahan mata yang masih mengantuk ini. Ketukan suara pintu dari luar mengusik tidurnya.
"Zaraa, bangun nak katanya mau ikut nenek" teriak nenek ku.
Ya, gadis itu tinggal bersama neneknya, orangtua si gadis sudah lama meninggalkannya  sedari kecil. Hingga akhirnya ia besar dan tumbuh bersama nenek kesayangannya.
Zara Amira namanya. Zara merupakan salah satu mahasiswa di Universitas Bina Cendekia di Jakarta. Umurnya 20 tahun. Hobinya menulis, apa saja yang ada di pikiran gadis itu jika ia berfikir itu menarik maka dia akan menulisnya, ya sepadan lah ya dengan jurusan Zara, Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Di kampus Zara tidak memiliki banyak teman, hanya ada dua orang sahabatnya yang sekelas dan yang lain hanya sekedar bertegur sapa.
Hari ini adalah jadwal Zara menemani nenek pergi ke caf usahanya. Biasanya memang nenek memantau caf yang sudah ia bangun bertahun-tahun itu di dua minggu sekali.
"iyaa nenek, sebentar ya" jawabku di dalam kamar.
Setelah mandi dan bersiap aku pergi menemui nenek ku di dapur yang sedang sarapan.