" Hei, Kok kamu disini ?" Suara khas yang mulai terdengar lagi.
Suara itu menyapa telinga seorang laki - laki seperapat abad berbaju Flanel biru bermotif kotak didalamnya kaos hitam bertulisan "Jofisa  sampai halal" dan celana panjang berwarna hitam.  Dia terkejut dan tersedak jus jeruk.
" Biasa nunggu, Rian. Kamu sendiri ngapain disini gak gabung sama temen - temanmu disana ?" Laki - laki itu menunjuk segerombolan ukhti sosialita, pakaian gamis modis dibalut dengan blazer, mereka asik berswa foto.
" Mau nemenin kamu." Â
Laki - laki itu tersedak kedua kalinya. Wajah merah padamnya begitu tampak jelas. Dia Salting.
" Kamu Kenapa ? Lagi sakit ?"
" Gak kok, cuman sedikit kesedak biji jeruk." Laki - laki itu menunjukkan beberapa bulir jeruk yang disangka biji jeruk.
" Ah, bulir jeruk ? "
" Tadi ada kok."Â
" Gak usah bohong, kamu saltingkan karena aku dateng!" Perempuan itu meraih segelas es jeruk itu dan menatap dengan  pandangan curiga.
Pipi merah padam mulai merekah jelas, dia malu.